Hallo Sosquad! masih bersama Sosmin dan masih membahas tentang
Sosiologi Perkotaan nihh. Jadi kali ini Sosmin akan berbagi tentang teori
pertumbuhan kota yang cocok dengan kondisi wilayah perkotaan saat ini. Buat
Sosquad yang masih gundah gulana mikirin teori pertumbuhan kota yang cocok sama
kondisi kota sekarang langsung aja yuk dibaca dan dipahami!
Teori Pertumbuhan Kota dan Kondisi Wilayah Perkotaan Saat Ini
Kota merupakan pusat kegiatan sosial,politik,ekonomi,kebudayaan dan administrasi yang menyebabkan kota mengalami pertumbuhan. pertumbuhan kota terjadi karena adanya sebuah industri di sebuah kota yang menyebabkan kota harus menyediakan fasilitas - fasilitas penunjuang untuk masyarakat agar masyarakat betah dengan lingkungan kota tersebut (Fitrah,2015). Salah satu teori pertumbuhan kota yang relevan dengan kondisi wilayah perkotaan saat ini adalah teori kutub pertumbuhan. Teori kutub pertumbuhan dikenalkan oleh seorang tokoh yang bernama Perroux.
Teori 'kutub pertumbuhan' pertama kali dirumuskan pada tahun 1955 oleh ekonom Perancish François Perroux (Capello,2015:179). Teori ini mampu melihat bagaimana suatu wilayah bisa berkembang dengan adanya interaksi industri utama dan industry pendukung, serta interaksi ekonomi antar wilayah yang mereduksi kesenjangan kemakmuran. (Capello,2015:2) Perroux mendefinisikan Kutub pertumbuhan sebagai "kota dengan hubungan sosialekonomi yang kuat dengan daerah sekitarnya, yang bertindak sebagai pusat pertumbuhan, memiliki kemampuan untuk menyebar pembangunan di seluruh wilayah" (Mustățea,2013:52) Bentuk kutub perkembangan yang mampu menjadi stimulus kegiatan ekonomi, memperluas kemakmuran dan tidak merugikan wilayah lain tidaklah mudah dibuat. Mustățea menyiratkan adanya teknologi dan infrastruktur yang kuat, serta dukungan sumber daya yang unggul. Selain itu adanya industry pendorong yaitu tingkat konsentrasi tinggi, elastisitas pendapatan yang tinggi terhadap hasil produksinya (yang dijual ke pasar nasional), dampak multiplier dan polarisasi lokal besar, teknologi maju.
Teori Growth Pole dapat pula diartikan secara fungsional dan secara geografis.
- Secara Fungsional
Suatu lokasi pemusatan kelompok usaha atau cabang industri yang hubungannya bersifat memiliki unsur-unsur kedinamisan sehingga mampu menstimulai kehidupan ekonomi baik kedalam maupun keluar (daerah belakangnya). (Tarigan 128-129).
- Secara Geografis
Suatu lokasi yang memiliki tingkat aksesibilitas tinggi sehingga menjadi pusat daya tarik (pole of attraction), yang menyebabkan banyak usaha yang tertarik untuk berlokasi didaerah tersebut dan masyarakat dapat menggunakan fasilitas yang ada
Dalam realita sosial,kita dapat melihat kondisi wilayah perkotaan yang secara umum menganut teori kutub pertumbuhan. Kita ambil contoh kota Jakarta dan kota sekitarnya yang mengalami kutub pertumbuhan,salah satunya yaitu kota Tangerang Selatan. Kota Jakarta sebagai pusat, maka apa yang terjadi adalah pemusatan kemakmuran dan akumulasi kapital hanya pada Jakarta saja. Akhirnya, peran kota sekitar, termasuk Tangerang Selatan, hanya sebagai penopang atau penyangga Ibu Kota. Dengan tugas melayani dan menyuplai apa yang dibutuhkan Jakarta. Baik berupa tenaga kerja, perumahan, barang mentah dan hiburan. Namun, kota Tangerang Selatan kini telah berubah menjadi kota yang memiliki sektor industri sendiri. Dalam Jumino,Fadillah melakukan penelitian dengan judul “Studi Pengembangan Wilayah Kota Tangerang Selatan Melalui Pendekatan Sektor-Sektor Unggulan.” Dari penelitian tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa sector unggulan yang memiliki keunggulan kompetitif dan hanya dimiliki atau terpusat di Kota Tangerang Selatan adalah 1) sektor konstruksi, 2) grosir dan eceran; perbaikan mobil dan motor, 3) penyediaan akomodasi, 4) informasi dan komunikasi, 5) real estat, dan 6) perusahaan jasa. (Fadillah:2016). Selain itu dalam Jumino,Jamillah melakukan penelitian yang dapat disimpulkan bahwa di Kota Tangerang Selatan selama 2007- 2008, sektor perekonomian unggul adalah Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa; Sektor bangunan; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Listrik,Gas dan Air Bersih (Jamallia:2011).
Hal ini memicu kota Tangerang Selatan menjadi kota yang berdasarkan kutub pertumbuhan. Semua karakteristik usaha pendorong bukan hanya dominasinya tapi juga konektivitas usaha tersebut dengan usaha-usaha lain baik di wilayah maupun di luar wilayah. Tanpa konektivitas tersebut, apa yang terjadi justru hanya akumulasi kapital di tingkat mikro ekonomi, perusahaan. Konektivitas dan integrasi adalah kunci menumbuhkan kutub pertumbuhan. Hampir semua kota di Indonesia yang menjadi kota kutub pertumbuhan memiliki keunggulang masing – masing di sector tertentu.
Lalu gimana dengan proses sosialisasi di wilayah perkotaan? yuk langsung klik aja Sosquad!
Sumber :
Octaria,
R., & Hidayat, P. (2015). Analisis sektor unggulan di Kota Medan. Ekonomi
dan Keuangan, 3(1).
JUMINO, J. (2019). KAJIAN TEORI
GROWTH POLES DARI FRANCOIS PERROUX DAN RELEVANSINYA UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI
REGIONAL TANGERANG SELATAN. EDUKA: Jurnal Pendidikan, Hukum, Dan Bisnis, 4(1).
https://bkpp.tangerangselatankota.go.id/v4/profile/kota-tangerang-selatan
Comments
Post a Comment