Hallo Sosquad!
Ada
yang tahu kenapa kota Demak dapat dikatakan sebagai salah satu contoh dari
perkembangan kota menurut Koentjaraningrat??. Kok bisa Sosmin? Kenapa? . Wahh
pasti Sosquad penasaran yah! ini dia alasan kenapa kota Demak menjadi salah
satu contoh dari perkembangan kota menurut Koentjaraningrat! Yuk langsung aja!
Kota Demak yang menjadi salah satu perkembangan kota menurut Koentjaraningrat
Menurut
Koentjaraningrat (dalam Mahardini, Pratomo,2002) tentang kota–kota Indonesia
pada masa pra sejarah bermula dari adanya kota–kota istana, kota–kota pusat keagamaan,
dan kota–kota pelabuhan. Kota–kota tersebut memiliki ciri sendiri–sendiri. Kota
pusat keagamaan misalnya, akan memiliki susunan spasial yang berkisar di
sekitar makam–makam raja, bangunan suci berupa candi, stupa, masjid dan
lain-lain, sedangkan kota pelabuhan yang kemudian berkembang menjadi kota
perdagangan akan memiliki susunan spasial yang membatasi pemukiman penduduknya,
seperti pemukiman penguasa pelabuhan dan pemukiman para pedagang asing yang diberi
nama sesuai menurut negara asal pedagang tersebut seperti Kampung Arab, Kampung
Melayu, Kampung Pecinan, dan lain–lain.
Kota
Demak merupakan salah satu contoh dari perkembangan kota menurut
Koentjaraningrat. Kota Demak termasuk dalam tahap perkembangan kota Indonesia
Awal yang benar-benar dipengaruhi oleh dua kerajaan besar yang cukup
berpengaruh di nusantara, yakni Kerajaan Demak untuk Kota Demak. Kota Demak
dahulunya adalah pusat kerajaan Demak yang berkembang menjadi kota perdagangan
untuk memperkuat ekonomi kota setelah awal berkembangnya sebagai kota pusat
penyebaran agama islam yang didirikan oleh Walisongo. Kota Demak ini berkembang
setelah Kerajaan Majapahit mulai menyurut perannya. Kota Demak juga masih
memiliki ciri–ciri kota perdagangan dan kota pusat penyebaran agama islam yang
menonjol. Ciri-ciri kota perdagangan dan kota pusat penyebaran agama masih
tampak walaupun tidak seratus persen masih utuh. Sejarah perkembangan Kota
Demak ini tidak dapat dipisahkan dari peran walisongo yang tinggal di kota
tersebut,yakni Sunan Kalijaga di Kota Demak.
Tata Ruang Kota Demak
Perkembangan
tata ruang kota Demak mengalami perkembangan mengikuti zaman. Tata ruang kota
yang masih mengikuti susunan tata ruang pada zaman kerajaan dan makin
berkembang serta mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Wilayah administrasi
kabupaten Demak terbagi atas 14 kecamatan,243 desa dan 6 kelurahan. Dalam tata
ruang kota, kota Demak memiliki alun – alun,dimana merupakan tempat yang
terbuka biasanya digunakan oleh masyarakat untuk beraktivitas apa saja. Alun –
alun kota demak yang di sekitarnya menjadi tempat untuk pusat pemerintahan dan
administrasi yang terdapat di sebelah
selatan. Kemudian terdapat Masjid Agung Demak yang terletak di sebelah
Barat alun - alun. Selain itu terdapat pasar di dekat alun - alun. Kota Demak
yang menjadi pusat pemerintahan dan administrasi sedangkan wilayah di
sekitarnya (kecamatan – kecamatan) menjadi wilayah yang menunjang perekonomian
kota Demak dengan hasil sumber daya alamnya.
Sumber :
MAHARDINI, S. (2004). STUDI
KOMPARATIF POLA MORFOLOGI KOTA GRESIK DAN KOTA DEMAK SEBAGAI KOTA PERDAGANGAN
DAN KOTA PUSAT PENYEBARAN AGAMA ISLAM (Doctoral dissertation, Universitas
Diponegoro).
https://4.bp.blogspot.com/kTvMp0Xm1gA/WF9kQrIJENI/AAAAAAAACmE/wcYh449FsaYcKfXFj5PPJTejZ_nRi7GqwCLcB/w1200-h630-p-k-no-nu/Peta%2BKab%2BDemak.jpg
Comments
Post a Comment